Senin, 12 Maret 2012

Goa Jatijajar

Goa Jatijajar adalah sebuah tempat wisata berupa goa alam yang terletak di desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen. Goa ini terbentuk dari batu kapur. Goa Jatijajar mempunyai panjang dari pintu masuk ke pintu keluar sepanjang 250 meter. Lebar rata-rata 15 meter dan tinggi rata-rata 12 meter sedangkan ketebalan langit-langit rata-rata 10 meter, dan ketinggian dari permukaan laut 50 meter .
Goa ini ditemukan oleh seorang petani yang memiliki tanah di atas Goa tersebut yang Bernama "Jayamenawi". Pada suatu ketika Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lobang, ternyata lobang itu adalah sebuah lobang ventilasi yang ada di langit-langit Goa tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter.
Pada mulanya pintu-pintu Goa masih tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupi dibongkar dan dibuang, ketemulah pintu Goa yang sekarang untuk masuk. Karena di muka pintu Goa ada 2 pohon jati yang besar tumbuh sejajar, maka gua tersebut diberi nama Goa Jatijajar (Versi ke I).
Di dalam Goa Jatijajar terdapat 7 (tujuh) sungai atau sendang, tetapi yang data dicapai dengan mudah hanya 4 (empat) sungai yaitu, Sungai Puser Bumi, Sungai Jombor, Sungai Mawar dan Sungai Kantil. Untuk sungai Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat dapat digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sedangkan Sungai Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, mempunyai khasiat bisa awet muda. Adapun Sendang kantil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat/cita-citanya akan mudah tercapai. Pada saat ini yang telah dibangun baru Sendang Mawar dan Sendang Kantil, Sedangkan Sendang Jombor dan Sendang Puser Bumi masih alami dan masih belum ada penerangan serta licin.
Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Goa Jatijajarpun tak terkecuali. Kata yang punya cerita, Goa Jatjajar ini pada jaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang ada di dalam goa itu.
Di dalam Goa Jatijajar banyak terdapat Stalagmit dan juga Pilar atau Tiang Kapur, yaitu pertemuan antara Stalagtit dengan Stalagmit. Kesemuanya ini terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya. Menurut penelitian para ahli, untuk pembentukan Stalagtit itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam satu tahun terbentuknya Stalagtit paling tebal hanya setebal 1 (satu) cm saja. Oleh sebab itu Goa Jatijajar merupakan gua Kapur yang sudah tua sekali.
Untuk sampai ke Taman Wisata Goa Jatijajar, tidaklah terlalu sulit. Apabila Anda naik kendaraan umum, ambillah jurusan Gombong-Jatijajar. Jika ingin menginap, di sekitar lokai terdapat hotel melati dan homestay dengan tarif terjangkau. Sebagai pelengkap kunjungan Anda, ada baiknya mencicipi makanan khas daerah ini, yaitu Lanthing, yang banyak dijual di situ.

Sumber    : http://tempatwisata-diindonesia.blogspot.com/2011/01/goa-jati-jajar.html





Nama     :   Panca Rahmwati Apriyani
Kelas     :   1SAO5
NPM      :   18611087

1 komentar:

Chaca mengatakan...

Objek wisata ini salah satu tempat wisata yang harus dikunjungi untuk menambah ilmu pengetahuan , tentang masa sejarah kebudayaan kita.

Posting Komentar

 
;